MOYUDAN-PCM. Sekilas melihat Gedung dakwah PRM dan PRA Sumberarum yang terletak di Dusun Setran, Sumberarum, Moyudan masih jauh dari sempurna. Namun gedung dakwah ini sudah terbilang aktif, tidak pernah sepi dari kegiatan, baik untuk rapat koordinasi, maupun pengajian rutin.
Setiap Sabtu pagi, gedung ini menjadi titik kumpul pengajian ibu-ibu di wilayah Sumberarum dan sebagian dari Kecamatan Minggir. Pengajian yang diinisiasi oleh ibu-ibu Aisyiyah Ranting Sumberarum ini cukup unik, dikemas dengan cover yang lebih umum, tidak terbatas pada anggota Aisyiyah saja, namun siapa saja boleh mengikuti. Terbukti cukup banyak peserta yang datang , kurang lebih 100 sampai 135 orang peserta dalam setiap pertemuan dari berbagai kalangan.Hal ini terbilang cukup berhasil, untuk ukuran pengajian rutin pekanan yang sudah berlangsung selama 4 tahun ini. Dilihat dari pematerinya juga cukup kompeten , seorang da’i lulusan Pondok Pesantren Al-Amin Prenduan Madura, Ustadz H. Lasmanto, M.SI, yang membahas kitab Riyadhus Sholihin.
Dalam sebuah wawancara, Ibu Murtinah, S.Pd.,M.A, salah satu inisiator kegiatan ini menyampaikan bahwa ide awal mengemas pengajian ini bermula dari keprihatinan setiap mengadakan pengajian, peserta yang datang hanya sedikit, itupun rata-rata usia lanjut. Komunitas pengajian ini juga memberi santunan kepada 2 orang setiap pekannya, secara bergiliran tiap jamaah, imbuh Ibu Murtinah, S. Pd., M.A yang juga seorang mantan Pengawas Madrasah jenjang MTs dan MA di Kota Yogyakarta.
Menumbuhkan kesadaran kolektif, khususnya ibu sebagai pelaku pertama dalam menanamkan nilai-nilai keislaman harus terus dilakukan. Seorang ibu perlu cukup bekal untuk mendidik putra-putrinya.
Hafez Ibrahim dari Mesir, yang dijuluki penyair sungai nil mengatakan: Al Ummu madrosatul ula. Idza a’dadtaha a’dadta sya’ban thoyyibal a’roq: Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.
Terbukti,Turki yang semula hanya menjadi “hantu” sejarah bagi negara-negara di Eropa, kini berubah menjadi negara adidaya yang memimpin benua biru itu dalam beberapa dekade, juga bermula dari mengelola ibu dengan baik. (ER)