Ballon d’Or, Sepak Bola, dan Peradaban

Ousmane Dembele
Ousmane Dembele

Empat dari 10 besar pemain sepakbola kandidat peraih Ballon d’Or (lambang supremasi sepakbola dunia) adalah muslim yang berdarah Afrika. Masour Ousmane Dembélé, pesebokla Prancis, ayahnya keturunan Mali dan ibu campuran Mauritania-Senegal. Selanjutnya ada Lamine Yamal Nasraoui Ebana anggota Timnas Spanyol ini ayahnya dari Maroko dan ibunya dari Guinea Katulistiwa, Afika.


Mohaméd Salah Hamed Mahrous Ghaly, bintang Liverpool dan Timnas Mesir. Kalau lahir di Jogja akan ditulis Muhammad Sholah, Sholih atau Sholeh. Hampir semua pecinta sepakbola sudah mengenalnya. Kedua orang tuanya asli Mesir. Kemudian ada Achraf Hakimi Mou, lahir di Spanyol dari orang tua berdarah Maroko. Persaingan berat di Timnas Spanyol membuat ia memilih membela Timnas Maroko.


Ballon d’Or 2025 sudah diumumkan. Ousmane Dembele meraihnya. Lamine Yamal dan Mohamed Salah menyusul di tempat kedua dan keempat. Achraf Hakimi nomor enam. Satu hal yang penting: sepakbola sudah kadung menjadi olah raga paling terkenal di dunia. Ia menjadi bagian dari peradaban dunia. Tempat bertemunya skill individu, seni, teknologi, bisnis, hiburan, pariwisata, bakan politik. Segala hal yang terkait dengan bintang-bintangnya akan berpengaruh dan menjadi panutan terutama di kalangan anak muda.


Menjadi bintang sepakbola dunia adalah corong dan alat kampanye terbaik bagi profesionalisme, moralitas dan peradaban.


Selamat untuk Afrika!
Kapan Asia menyusul?


Ditulis oleh: Anton Rahmat Widodo (Sekretaris Majelis Litbang dan TI PCM Moyudan)

Scroll to Top