Kick-off Satu Abad Muhammadiyah Moyudan

Annaba’ yang berarti berita besar dan mengguncangkan adalah terminologi Qur’an yang disematkan pada peristiwa-peristiwa besar. Peristiwa besar tentang hari kiamat, tentang ashabul kahfi, ashabul uhdud, penghancuran berhala oleh Nabi Ibrahim, bahkan tentang tragedi kemanusiaan pertama terbunuhnya Habil.


Dalam skala kecil, berita besar dan mengguncangkan di penghujung tahun 2024, layak disematkan terhadap rencana proyek mahakarya pembangunan gedung Muhammadiyah/Aisyiyah Moyudan. Bukan saja karena nilainya yang tergolong fantastis menyentuh angka 8 Milyar, namun juga momentumnya yang tepat 1 abad Muhammadiyah di Moyudan.


Babak baru ini, semakin meneguhkan eksistensi Muhammadiyah Moyudan sebagai entitas dakwah terdepan dan layak menjadi salah satu destinasi Muhammadiyah. Ada beberapa faktor yang menandai Muhammadiyah Moyudan layak menjadi besar:

  1. Memori sejarah Moyudan menjadi daerah basis pergerakan
    Dalam sejarahnya, Moyudan menjadi lumbung gerakan Islam, khususnya Muhammadiyah dan PII. Memori ini bisa menjadi spirit para penggerak Muhammadiyah.
  2. Dalam politik, Moyudan terkenal sebagai basis hijau
    Pada masa orde lama, Moyudan menjadi basis masyumi, dimasa orde baru dan orde reformasi partai islam dan berbasis massa Islam selalu mendominasi. Hal ini menunjukkan bahwa Moyudan masih kuat isu-isu Islamnya.
  3. Muhammadiyah menjadi organisasi mayoritas di Moyudan
    Sekalipun belum ada sensus yang pasti, boleh dikatakan 70% lebih umat islam adalah warga Muhammadiyah. Hampir tidak ada kompetitor yang sepadan dengan Muhammadiyah.
  4. Banyak berdiri sekolah Muhammadiyah di Moyudan
    Dengan banyaknya sekolah Muhammadiyah, menunjukkan bahwa warga Muhammadiyah di Moyudan sudah “melek” pendidikan. Ini pertanda lebih mudah diajak maju.

Muhammadiyah harus bisa memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya. Jika perlu menggandeng para ahli di bidangnya untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar Muhammdiyah Moyudan. Jangan berikan pedang kepada orang yang tidak bisa menari, kata pepatah Tiongkok.


Ada sebuah kalimat menarik yang bisa menjadi bahan renungan, dari seorang pelari Marathon Tanzania John Stephen Akwari, yang terluka kakinya pada Olimpiade Mexico tahun 1968 . Sambil berlari menyeret kakinya, ia berkata: “aku diutus negara bukan hanya memulai, tetapi juga mengakhiri


Program-program cabang maupun ranting bukan hanya berhenti di cetak biru (baca:rencana), namun harus dituntaskan dalam bentuk kegiatan nyata.


Selamat milad 1 abad Muhammadiyah Moyudan, Anda sudah layak kick off.
(REDAKSI LITBANG)

Scroll to Top