Oleh : Anton Rahmat Widodo
Catatan Ringan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2025

Pahlawan itu pahalawan. Ia orang yang selalu berburu pahala. Ia tidak hanya berburu diskon lebaran dan diskon liburan untuk kesenangan atau kebutuhan rumah tangganya. Ia juga bukan orang yang senang berburu voucher hotel, rumah makan atau tiket pesawat.
Seorang pebisnis melakukan apa saja dengan mempertimbangkan untung rugi secara finansial alias profit oriented. Seorang politisi bergerak karena motif kekuasaan. Seorang pejabat atau profesional bekerja untuk mendapatkan kenaikan pangkat, promosi untuk jabatan yang lebih tinggi atau segala kemungkinan untuk mobilitas vertikal.
Seorang pahlawan tidak seperti itu. Baginya, segala aktivitasnya berorientasi pada pahala. Jika dia seorang guru, dosen, instruktur, ustadz dan lainnya yang sejenis, dia akan mengajar demi mencerdaskan anak muridnya. Baginya itu adalah ladang ibadah, tempat dia menyemaikan sebiji amal sholih untuk mendapatkan limpahan pahala yang berlipat di Hari Akhir nanti.
Jika dia seorang pekerja, buruh, tani, nelayan, atau apapun profesi lainnya, dia akan bekerja dengan sepenuh jiwa raga untuk kepentingan kesejahteraan hidup baik dirinya maupun orang lain, semata agar orang bisa mendapatkan rizki dengan cara yang halal dan bermartabat. Dalam setiap ayunan tangan dan hentakan kakinya adalah pahala yang akan dia peroleh kelak.
Apalagi kalau dia seorang birokrat, pemimpin, atau pengambil kebijakan publik, baginya setiap goresan tanda tangan dan ketokan palunya adalah penentuan bagi nasib orang-orang yang dia pimpin, sekaligus penentuan nasib bagi dirinya di akhirat kelak. Bagi seorang pahlawan waktu bukan hanya bermakna uang, tapi waktu adalah pahala.
Dan pahlawan dalam arti orang-orang yang hanya berburu pahala seperti itu banyak sekali di sekitar kita.Bisa jadi dia hanya seorang guru ngaji di masjid kampung, guru honorer di sekolah swasta, buruh pabrik, loper koran, penjual di pasar tradisional, tukang cukur, penyapu jalan, dan sederet profesi marjinal lainnya. Tapi orang lain merasakan manfaat kehadirannya.
Pahlawan itu tidak ditentukan oleh jenis profesi, pangkat dan jabatannya. Ia tidak dilihat dari seragam dan atribut yang dikenakan. Ia tidak ditentukan dari tanda kehormatan yang dikenakan dan di mana dia dimakamkan, di taman makam pahlawan atau pemakaman umum. Namanya juga mungkin tidak digunakan untuk nama jalan, gedung penting atau bangunan bersejarah.
Pahlawan itu ditentukan oleh seberapa besar pahala yang dia orientasikan dan dia cita-citakan dalam setiap aktivitasnya, dalam setiap detak jantung dan setiap tarikan nafasnya.



